Monday, January 11, 2010

Sebuah Negeri Bernama Indonesia…




Pernahkah kalian terpikir… mengapa kita terlahir sebagai seorang asli Indonesia? Lahir dan tumbuh di negeri subur nan kaya raya ini? Yang kata orang Zamrud Khatulistiwa, namun ironisnya menyimpan jutaan derita rakyat yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Kenapa kita bukannya warga Negara tetangga Malaysia atau Singapore, misalnya. Yang meski kecil namun mampu mengepakkan sayap menuju penghidupan yang lebih baik dan maju hampir di semua aspek kehidupan. Atau, mungkin menjadi warga Negara semaju Amerika akan terasa lebih menyenangkan? Dengan taraf hidup dan kemajuan tiada bandingannya di belahan bumi mana pun. Kenapa kita mesti terjebak dalam hiruk pikuk konflik, bencana alam, lemahnya sistem hukum dan pendidikan di sebuah negeri bernama Indonesia? Apakah karena takdir? Atau kutukan?
Jujur, tanpa mengesampingkan segala permasalahan yang ada di negeri kita ini, konflik antar kelompok, problematika politik, hukum dan pendidikan, atau pun bencana alam yang datang bertubi-tubi, dengan yakin saya akan berkata… bahwa menjadi seorang Indonesia bukanlah masalah sebuah takdir apalagi kutukan, namun menjadi anak bangsa negeri ini adalah sebuah berkah dan anugrah yang tiada terkira.

Kita semua sadar akan fakta bahwa negeri kita tercinta Indonesia adalah negeri yang amat kaya raya dengan hasil alam, terutama lautnya, yang melimpah. Keragaman budaya Indonesia yang tidak dimiliki oleh negeri manapun juga menjadi salah satu keunggulan dan kekuatan bangsa kita. Hanya Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan budaya lokalnya masing-masing, meliputi bahasa, dialek, tarian, baju adat, dan rumah adat. Namun disini saya tidak akan berpanjang lebar mengenai fakta-fakta menkjubkan tentang kelebihan-kelebihan bangsa kita itu. Saya yakin sudah banyak sekali orang yang menulis tentang kelebihan dan kekayaan bangsa kita tercinta. Yang ingin saya garis bawahi adalah  bagaimana dengan fakta-fakta yang terpapar itu bisa membuat kita benar-benar bangga dan merasa memiliki Indonesia, lalu dengan segenap kesadaran kita bisa memberikan sesuatu untuk kemajuan Indoensia.

Menjadi seorang Indonesia tidaklah mudah, apalagi di saat-saat seperti sekarang ini. Begitu banyak konflik, permasalahan sosial dan bencana alam yang mengancam ketentraman hidup kita di tanah subur ini. Saya sendiri merasakannya, saat pendidikan dan kesehatan terasa begitu tidak terjangkau padahal kita hidup di atas tanah yang seolah bisa menumbuhkan bulir-bulir padi emas. Atau saat ancaman gempa, longsor, dan banjir bisa datang kapan pun tanpa ada kompromi. Dan saat terpapar fakta bahwa para pembesar negeri hidup dengan tumpangan mewah di atas sana, sementara di bawah sini ada jutaan ibu bahkan anak-anak kecil bertahan hidup dengan mengais tanah kering dan tumpukan sampah. Yah, dunia memang bisa begitu kejam. Seolah keindahan yang dimilik negeri kita tercinta ini, yang bisa membuat berjuta Negara asing iri hati, tiba-tiba lenyap begitu saja… dan berubah menjadi setitik debu yang tidak berarti. Ya, sebuah pesimisme. Itulah yang banyak dirasakan banyak orang Indonesia akhir-akhir ini. Sebuah kebosanan dan perasaan lelah akan berbagai konflik dan permasalahan sosial yang tak kunjung usai. Entah masalah korupsi yang seperti sudah membudaya, mafia hukum yan gemar debat kusir, tidak meratanya pelayanan kesehatan dan pendidikan, bencana alam yang terus menghantam. atau terus bertambahnya angka kemiskinan di negeri ini.

Namun tahukah kau kawan? Apa makna dari itu semua? Apakah Tuhan menjadikan kita sebagai seorang Indonesia hanya untuk menderita? Hidup dalam sebuah negeri yang terus menerus mengalami krisis, krisis ekonomi, krisis kejujuran, krisis kepercayaan, dan krisis keimanan. Apakah Tuhan menciptakan kita hanya untuk menjadi bangsa pengecut yang hanya bisa menyalahkan? Menyalahkan pemerintah yang seperti tidak becus menata kehidupan rakyat. Menyalahkan Negara tetangga yang bisanya hanya mengaku-ngaku budaya kita. Menyalahkan orang-orang asing yang kadang dengan egoisnya mengatai kita sebagai bangsa teroris. Menyalahkan si anu yang korupsi selama puluhan tahun dan akhirnya membuat kita sengsara.

Kawan, kalau boleh aku menyarankan, alangkah lebih bijaknya bila kita berkaca sendiri. Menanyakan diri kita masing-masing… apakah kita turut andil membuat kesalahan yang semakin memperparah kondisi bangsa ini? Dan kuberi tahu jawabannya kawan, kau sudah pasti bersalah jika kau hanya berpangku tangan selama ini. Menyaksikan bobroknya negeri kita dari layar televisi. Kau diam saja saat melihat para gelandangan hidup berkekurangan karena kau pikir mereka adalah tanggung jawab pemerintah. Kau diam saja dan bahkan ikut berpartisipasi saat teman-teman sekolah atau kuliahmu ramai-ramai berdemonstrasi di jalanan, pura-pura memperjuangkan nasib rakyat namun ternyata justru merusak ketenangan kehidupan, material dan spiritual. Kau merasa baik-baik saja membolos sekolah atau kuliah dan melakukan hal-hal yang tidak bertanggung jawab. Kau merasa benar dengan menghabiskan seluruh waktumu nongkrong di café, jalan-jalan ke mall seharian, pacaran, mengikuti trend terbaru… padahal tahukah kau pemuda Indonesia? Negeri ini tengah sekarat, dan ia menunggu kontribusi nyata darimu. Bukan hanya sebuah omongan, tapi tindakan. Sekecil apapun bukan masalah, karena yang terpenting adalah artinya untuk kebaikan negeri ini.

Kawan, menjadi bangga atas kekayaan, keunikan, adan keberagaman Indonesia itu harus. Namun yang terpenting adalah bagimana kita bisa menggunakan perasaan bangga itu dengan  sebuah tindakan nyata yang bisa membangun Indonesia. Berhentilah mengoreksi orang lain dan mulailah dari diri kita melaui hal terkecil yang bisa kita lakukan saat ini juga. Tulisan ini, mewakili perasaan bangga saya, dan meski ini hanya sebuah artikel, saya berharap bisa memberikan sedikit pencerahan bagi kalian semua yang membacanya.

Sekali lagi, terlahir menjadi seorang Indonesia sejati adalah berkah bagi saya. Saya bisa merasakan secara langsung bagaimana kita harus kuat dan bangga di tengah-tengah keberagaman dan permasalahan sosial yang seperti tidak pernah berakhir. Bagaimana dengan kalian para pemuda-pemudi Indonesia? What are you waiting for? Start it now? Buktikan rasa banggamu terhadap negeri ini dengan melakukan sesuatu!

Regard,
Robita Asna

No comments:

Post a Comment