Monday, January 18, 2010

Hati-hati Jalan-jalan ke Mall sendirian!!!


“Sejahat-jahatnya orang adalah ia yang mengambil keuntungan material dari penderitaan orang lain” (Sarip, tukang koran). (dikutip dari anditoaja.wordpress.com)

Kemarin, Senin 18 Januari saya iseng jalan ke BG Junction Mall setelah mengambil kacamata di Optik Joyo. Pikir saya, sekali-kali jalan-jalan sendiri asyik mungkin… siapa tahua ada barang lucu nan murah yang bisa dibeli. Lagi pula hari masih lumayan pagi dan otak saya memang lagi butuh refreshing. Namun ternyata jalan sendirian di Mall bukan hal yang aman di jaman seperti sekarang. Bukan karena copet atau jambret, tapi beberapa tahun belakangan ini sedang marak penipuan bermoduskan souvenir gratis yang merambah banyak mall di kota-kota besar khususnya yang di dalamnya terdapat Carrefour (CF). Kemarin, saya nyaris jadi korban penipuan yang tak jarang merugikan korban hingga jutaan rupiah ini.


Awalnya, saya tengah enjoy cuci mata di Cahaya dept.store di ground floor ( FYI: baju-baju disini lucu-lucu dan harganya lumayan miring). Setelah puas cuci mata, saya naik ke atas untuk mencari CF. Karena saya masih belum hafal betul letak CF, saya agak bingung mencari-cari dimana letaknya. Nah, saat itulah seorang mbak-mbak asing yang sangat ramah menghampiri saya. Dengan skenario yang telah dibuat-buat, mbak itu menanyai saya apakah saya sudah diberi souvenir gratisnya. Terang saja saya bingung, souvenir apa?. Lalu mbaknya menjelaskan bahwa BG Junction sedang promo besar-besaran dan bagi-bagi souvenir gratis. Struk belanja kita bisa ditukar dengan satu souvenir secara cuma-cuma. Dan karena tadi di Cahaya Dept.store saya lihat memang sedang Big Sale di setiap counternya, saya pun percaya sampai pada tahap itu.


Lalu mbak itu mengajak saya untuk mengambil souvenirnya. Namun ternyata saya justru digiring ke gerai mereka yang letaknya tak jauh dari CF. Sampai sana saya beluma ada insting sama sekali bahwa saya tengah dijadikan korban empuk penipuan. Saya pun diminta duduk di sebuah kursi terapi (pijat refleksi kaki apaan gitu…). Disana saya disambut mbak dan mas yang cakep2 dan cantik2. Pertama mereka berbasa-basi, menanyakan kenapa saya belanja sendirian dan bla bla bla lainnya. Lalu si mas yang cakep dan perlente ( Suer, penampilan memang bisa menipu) meminta KTP saya. Dia terlihat mencatat no KTP dan data diri saya sementara si mbak nanya-nanya A to Z ke saya. Dari mulai kuliah saya, tempat kos, sampai kota kelahiran saya.


Ada beberapa hal yang membuat saya perlahan sadar bahwa saya tengah dirayu untuk tujuan tertentu. Pertama saat si mbak memuji bahwa Unair adalah tempat kuliahnya orang-orang berotak cemerlang seperti saya (Gubrak!!! Lebay banget kan, seumur-umur belum ada yang bilang begitu, ya meski Unair bagus orang normal hanya akan mengatakan bahwa Unair bagus, itu saja). Kedua, saat si mas menyusul memuji bahwa tanda tangan saya asyik dan bagus setelah dia melihat KTP saya ( Tanda tangan saya memang berbeda dari yang lain karena berbentuk ikan, tapi orang normal biasanya hanya akan mengatakan kalau tanda tangan saya aneh). Dari sana saya mulai curiga, ni orang kok ramah dan welcome banget? Padahal setahu saya pelayan toko tu kebanyakan judes. Lantas saya liat sekeliling saya, produk dagangan mereka adalah alat-alat pemijat (kaki, tangan, kening, etc) dan beberapa peralatan rumah tangga. Dan foila! Mendadak saya sadar, saya teringat barang-barang itu mirip dengan barang-barang yang ditawarkan pada teman kontrakan saya yang kebetulan juga pernah kena tipu. Tidak salah lagi! Batin saya saat itu. Namun saya masih belum punya alas an untuk angkat kaki dari sana. Apalagi kaki saya tengah dipijat refleksi yang rasanya sangat aneh dan sama sekali tak nyaman.


Dalam hati saya bertekad saya harus cepat-cepat pergi dan jangan sampai mau menerima tawaran mereka dalam bentuk apapun. Namun saat saya hendak meminta diri, si mbak dan mas mencegah, mereka berdalih pijat kaki saya belum selesai. Mereka pun menanyai saya macam-macam. Disana saya mulai emosi, ni mbak dan mas nggak penting banget deh. Maka keluarlah watak judes saya ^_^. Saya menjawab pertanyaan mereka yang nggak penting itu dengan nada yang memang saya buat ketus. Saat saya bertanya apakah ini promo dari BG Junction mereka berkelit ini itu (mbulet), lalu dengan nada tegas saya bilang “Saya Cuma tanya perusahaan apa yang mengadakan promo bagi-bagi souvenir ini mbak? Bukan penjelasan yang lain!”, disitu si mbak dan mas terlihat kwalahan dan nggak mampu menjawab. Namun rupanya ada teman mereka, si mbak satu lagi yang sedang menata barang dagangan menjawab bahwa perusahaan mereka yang mengadakannya. Dia menyebut nama perusahaan yang jujur lebih mirip nama ilmiah tumbuhan (apa gitu saya lupa…)


Sampai pijat refleksi itu usai, si mbak dan mas masih getol nanya-nanya juga. Muji ini itu. Hingga akhirnya pijat refleksi nggak mutu itu pun selesai. Saya bilang saya mesti buru-buru pergi karena ada urusan, maka si mbak pun mengeluarkan kupon-kupon yang katanya souvenir gratis itu. Disana ada 5 pilihan, 4 souvenir dan satu voucher yang katanya bisa untuk belanja produk mereka. Saat itu saya bertambah yakin kalau mereka tak lebih dari sekelompok penipu karena saya melihat salah satu kupon bergambar setrika yang mirip dengan milik teman saya yang dulu pernah kena tipu juga. Maka setelah si mbak jelasin ini itu dengan mantabnya saya bertanya, “Saya boleh memilih salah satu kupon ini dan itu benar-benar bisa dibawa pulang gratis?”. Si mbak pun tersenyum lebar dan mengangguk. Lalu lanjut saya, “Milih salah satu ya mbak? Trus kalo nggak milih sama sekali boleh nggak?”. Si mbak menjawab masih dengan muka merayu “ Lho kenapa mbak, ini kan gratis”. Dan dengan emosi yang sudah tak tertahan karena tingkah mereka yang sok baik itu saya berkata tepat di depan muka si mbak “KARENA SAYA TIDAK INGIN MEMILIH SOUVENIRNYA SAMA SEKALI” , disana mulut si mbak dan si mas langsung terkunci. Dengan tergagap si mbak bilang “ O ya sudah kalo begitu, terimakasih ya mbak…”. Si mas bahkan nggak mampu bilang apa-apa lagi. Dan saya pun ngacir pergi dengan langkah santai. Puas saya bikin mereka gondok, hehe.


Well, itulah pengalaman saya nyaris kena tipu yang meski menyebalkan tapi setidaknya memberi saya pelajaran dan pengalaman berharga. Penipuan semacam ini memang mulai ramai di mall-mall di Indonesia. Teman kontrakan saya jadi korbannya saat dia belanja di Giant. Para penipu itu biasanya menargetkan orang-orang tertentu seperti kakek nenek, ibu2 atau bapak2 yang terlihat tak berpengalaman, orang yang terlihat nggak fokus, orang yang bingung lirik sana sini, atau orang yang tengah sendirian (Itu saya ^_^). Mereka pintar bermain kata hingga si korban pun tertarik memilih souvenir dan ujung-ujungnya tetap harus bayar. Parahnya barang-barang yang mereka tawarkan umumnya bukan barang primer dan bisa dikatakan sampah. Sepeti alat-alat rumah tangga skunder atau alat pijat tangan, pijat kaki, dan pijat-pijat lainnya yang nggak jelas. Dan semua itu harganya selangit bo! Lebih mahal 3x lipat dari harga normal.


Yang saya nggak habis pikir, kenapa mereka mau berkerja seperti itu? Berdandan cantik, cakep, rapi dan handal berbicara hanya untuk menipu! Sungguh menurut saya mereka lebih rendah dari pengamen, loper Koran, pedagang kaki lima, pemulung ampah, atau bahkan pengemis. Karena mereka dengan sengaja menjebak dan menipu orang-orang yang belum berpengalanan. Mungkin benar ,mereka bekerja demi sesuap nasi. Tapi tak pernah terpikirkah di otak mereka yang licik itu, bagaimana seandainya orang tua mereka, kakek nenek mereka yang sudah pikun, adik atau kakak mereka yang jadi korbannya. Dan lagi, dimana penghargaan terhadap diri mereka sendiri, apakah mereka tak punya kemampuan lain untuk bekerja dengan cara yang lebih terhormat?


Namun saya sadar, mereka hanya sales promotion. Yang lebih licik adalah bos mereka alias yang mempunyai perusahaan dengan strategi dagang seperti itu. Mall juga menjadi pihak pendukung praktik kotor mereka. Banyak yang bilang, Mall tak mau tahu kecurangan mereka dan hanya peduli bahwa mereka toh sudah bayar sewa untuk gerai mereka. Kalau sudah begini, yang bisa kita lakukan hanya waspada dan hati-hati kalau ada orang asing tiba-tiba mencocok hidung kita menawarkan souvenir atau apapun gratis (yakinlah, ngga ada yang gratis di dunia ini). Orang seperti mereka patut ditolak mentah-mentah sebelum kita terjebak mulut mereka yang pintar merayu hingga berbusa-busa. Dan yang terpenting adalah doa jika hendak bepergian. O ya, sebisa mungkin jangan pergi sendirian (Jadi parno nih…) ^_^


Buat teman-teman, hati-hati ya kalau jalan-jalan di Mall. Kalau bisa beritahukan ke ortu dan saudara agar waspada juga. Karena kata Bang Napi, tindak kriminal bukan hanya karena niat si pelaku… tapi juga karena ada: kesempatan. Waspadalah, waspadalah, WASPADALAH! Hehe…


Regard,


Robita Asna





No comments:

Post a Comment