Friday, November 5, 2010

Blogger murtad, penulis amatir, dan seorang fans…

Pertama, saya ingin meminta maaf, meminjam istilah si Kambing Jantan, maafkanlah blogger yang murtad ini. Yang selalu malas-malasan update tulisan dan membiarkan blog ini terbengkalai. Yah, karena satu dan lain hal, salah satunya karena si laptop sempat masuk rumah sakit selama dua minggu. But finally, both of us are together now … Semoga kedepannya si laptop tidak masuk angin lagi. Doakan ya temans…

Berbicara soal menulis, sudah jadi rahasia umum kalau saya suka sekali dengan kegiatan yang satu ini (Sok ngartis? Emang khalayak umum peduli lo mau suka nulis atau enggak?). Tapi beberapa tahun belakangan ini, saat status mahasiswa telah melekat pada diri saya (jiah… mahasiswa bo!), bisa dikatakan mungkin saya adalah penulis amatir yang paling tidak produktif dan paling tidak dikenal oleh orang2 di seluruh dunia plus tidak dipedulikan. Sudah amatir, tidak dikenal, tidak dipedulikan, pasif pula! Kalau begini, apakah masih pantas untuk disebut penulis? Hahaha…

Well, sempat terpikir pikiran sesat untuk mengahiri karier kepenulisan saya yang bahkan belum sempat terintis ini (hoho…), saya ingin melupakan ‘menulis’ yang bahkan pernah saya nobatkan menjadi ‘passion’ terbesar dalam hidup saya. Banyak alasan tentu, salah satunya adalah kebosanan ketika tulisan-tulisan yang saya kirim ke media tidak membuahkan hasil, atau ketika ulasan-ulasan saya di blog ini sepi dari komentar (curhat nih? ;)), dan yang paling menyakitkan adalah karena di lingkungan saya tinggal saat ini (Surabaya) jarang sekali orang yang memiliki minat sama di bidang tulis menulis. Hanya segelintir orang saja yang saya tahu. Jauh berbeda dengan saat saya masih tinggal di Jogja dulu, begitu banyak orang di sekeliling saya yang interest dan mengapresiasi tulisan apapun bentuknya, mulai dari yang masih kacangan sampai yang berbobot tentunya. Hal ini mempengaruhi motivasi saya. Menulis menjadi sesuatu yang tidak begitu penting disini. Dan saya pun menjadi semakin terpuruk dalam kemalasan saya (Dramatisasi mode: on)


Namun ternyata Tuhan tidak suka melihat kemurtadan saya ini, sekitar sebulan yang lalu, saya ditelpon oleh redaksi majalah Story, memberitahukan bahwa cerpen saya akan terbit di edisi Story terbaru. Terus terang, saya tidak begitu ngeh… karena sebelumnya saya sering ditelpon oleh majalah remaja x yang memberitahukan bahwa cerpen saya akan terbit, tapi pada kenyataannya tidak terbit-terbit juga meski saya tunggu sampai bertahun-tahun.

Tapi rupanya kali ini cerpen saya beneran nongol di salah satu halaman majalah fiksi remaja itu. Saya ingat, cerpen remaja berjudul “Sleepy Beauty of Nina” itu sudah saya buat sejak beberapa tahun yang lalu, sempat saya kirimkan ke dua majalah remaja lain namun tak kunjung mendapat respon. Big thankfull fo Story Magz who has accept it. Memang, saat saya akhirnya menemukan cerpen saya terpampang bersama foto dan nama saya tentunya, tak ada lonjakan-lonjakan dahsyat seperti saat menemukan cerpen saya saat pertama kali terbit dulu. Bahagia sudah pasti, namun kali ini saya lebih merasa biasa-biasa saja. I deserve to get it!

Namun sesuatu yang lain kembali saya rasakan saat seorang remaja meninggalkan pesan di wall saya. Gadis yang saya taksir masih abg itu bertanya apakah saya penulis cerpen yang ia baca di majalah Story. Akhirnya kami pun terlibat dalam sebuah obrolan. Beberapa hari kemudian ada beberapa remaja juga yang meninggalkan komentar dan kesan yang mereka dapat setelah membaca cerrpen saya. And guess what? I feel like a superstar or something like that, really! Jadi seperti inikah rasanya punya penggemar? Enak betul ya jadi artis itu? Kita disapa dan diperhatikan, karya kita direspon positif, bahkan tak jarang disanjung. Waaaah… ternyata begini lah rasanya. Tak heran banyak artis yang sampai bikin klub khusus untuk penggemarnya.

Yah, meski mereka yang meninggalkan pesan di wall saya belum tentu mau disebut sebagai fans saya (hoho), tapi paling tidak mereka telah memberikan semangat baru bagi saya. Seperti gelembung-gelembung sabun yang memenuhi hati saya, semangat menulis saya kembali bergejolak. Maka dengan ini saya berjanji, akan bertobat dari kemurtadan menelantarkan blog ini, sekaligus memulai kembali dari awal karier menulis saya yang bahkan belum sempat dimulai. Hehe. Terimakasih untuk kalian yang meninggalkan komen di wall saya, yang mau mampir dan membaca blog saya yang tak menarik ini, dan tentu Tuhan yang Maha Esa yang telah menyadarkan saya. Xoxo…

No comments:

Post a Comment