Thursday, April 29, 2010

Kadal Ijo

Dino's World

T-Rex

Dino's World

Cicak di dinding

Kulo Sayah Den (Cuuuaaapppeekkkk Den)

Tentara Merah Istana Mangkunegaran

Istana Mangkunegaran Solo

Taman di Kebon Binatang Yogya

Berang-Berang di Kebon Binatang Yogya

Orang Utan Kebon Binatang Yogya

Patung Singa di Keraton Yogya

Keraton Yogyakarta

Kraton Yogyakarta

Taman di Candi Prambanan

Komplex Candi Prambanan

Candi Prambanan2

Candi Prambanan1

Friday, April 23, 2010

Kisah Sepeda Ontel dan 1001 Pintu Rahasia di Negeri Liliput


Sepeda Ontel di Negeri Liliput

Di sebuah daratan nun jauh disana yang sering disebut orang sebagai Benua Eropa, berdirilah sebuah negeri kecil yang diapit oleh dua negara besar. Adalah negeri liliput yang terletak di tengah dua Negara raksasa bernama Perancis dan Jerman itu. Dan tahukah kau kawan, bahwa negeri liliput itu bukan lain adalah Belanda yang selama ini kita kenal.

Pernahkah kalian menyadarinya, jika kita melihat peta eropa, Belanda tidak lebih hanya liliput ditengah dua negara besar, yaitu Perancis dan Jerman. Secara ras dan kultural, posisi Belanda bagaikan kurcaci yang terjepit di tengah dua gajah raksasa. Namun dalam perkembangannya, inovasi Belanda dalam berbagai ranah kehidupan tak perlu diragukan lagi. Mulai dari kincir angin sang pembangkit tenaga listrik nan ramah lingkungan yang menjadi ikon tersohor, peran aktif penduduknya untuk menjadikan Belanda sebagai Negara multilingual sebagai penunjang perdagangan dan hubungannya dengan dua Negara raksasa tetangganya, belum lagi kepiawaian pemerintahnya dalam penataan kota, penciptaan kanal-kanal indah yang multifungsi, dan pencegahan banjir yang begitu ampuh, lalu inovasi dalam bidang transportasi umum yang serba canggih dan nyaman, hingga pesatnya kemajuan mereka di bidang pendidikan. Belanda memang bukan Negara besar, namun negeri liliput itu justru menawarkan kesempatan besar bagi kalian yang haus ilmu dan senantiasa ingin bergerak maju. Bayangkan saja, Belanda mempunyai lebih dari 1391 program studi berbahasa Inggris yang tentu kesemuanya memiliki kualifikasi kelas dunia (baca: standar internasional).


Mungkin semua orang tahu betul akan fakta-fakta mengagumkan yang terpapar di atas. Atau bahkan beberapa diantara kalian akan mencibir… apa bedanya Belanda dengan Negara-negara barat lainnya? Mereka juga sama canggihnya di berbagai bidang. Sama-sama bergerak maju dan tak pernah berhenti berinovasi. Tak ada yang istimewa. Eit! Tunggu dulu kawan, mungkin kau belum tahu kisah yang satu ini. Kisah tentang sepeda ontel di negeri liliput yang hendak kuceritakan.
Gambar diambil dari http://sepedaku.com

 Kau tahu kan apa itu sepeda ontel? Ya, sepeda roda dua sederhana yang dulu menjadi alat transportasi nenek kakek kita dulu. Kring… kring… kring…, begitu bunyinya yang nyaring memekakkan telinga. Namun sayang, penduduk Indonesia kini telah berubah menjadi manusia-manusia angkuh yang menganggap benda yang satu ini sebagai sarana transportasi yang ketinggalan jaman, tak efisien, dan nggak gaul. Kita lebih suka pergi ke kampus atau ke kantor dengan naik motor atau mobil meski jarak rumah dengan kampus atau kantor cukup dekat. Sepeda ontel dalam budaya kita dicap sebagai kendaraannya orang level bawah, sehingga dalam perkembangannya sepeda ontel semakin ditinggalkan. Namun tahukah kau kawan, kalau benda yang satu ini sangat diistimewakan di negeri liliput sana?

Betapa tidak? Ada sekitar 16 juta sepeda di negeri liliput, hampir setara dengan jumlah penduduknya. Jadi bisa diperkirakan bahwa setiap penduduk mempunyai satu sepeda. Bahkan tak jarang penduduk yang mempunyai dua hingga tiga sepeda sekaligus. Sepeda khusus untuk ke kampus, sepeda khusus  untuk perjalanan jauh, dan sepeda khusus hang-out. Kalau kau mau bukti kecintaan penduduk negeri liliput pada sepeda ontel, kita bisa melihat dari fakta bahwa semua lapisan masyarakat mereka menggunakan sepeda ontel sebagai alat transportasi.  Dari kakek, nenek, ibu rumah tangga, anak sekolah, mahasiswa, dosen hingga anggota parlemen, pengusaha, dan bahkan menteri juga bersepeda. Sepeda ontel digunakan untuk hampir semua keperluan transportasi, mulai dari belanja, ke sekolah, ke kampus, mengunjungi teman, rekreasi, hingga ke kantor. Karena bervariasinya jenis keperluan sepeda ini menyebabkan beragam pula jenis sepedanya, ada sepeda-nenek (omafiets), sepeda-kakek (opafiets), sepeda-perempuan (damesfiets), sepeda-pria (herenfiets), dan sepeda-anak (kinderfiets). Nah… kini kau percaya bukan, betapa istimewanya sepeda ontel bagi penduduk negeri liliput?


 Gambar diambil dari http://www.masboi.com

Selain itu, bukti lain kecintaan penduduk negeri liliput terhadap sepeda ontel adalah dengan dicanangkannya “keterampilan bersepeda” sebagai salah satu mata pelajaran ekstrakulikuler di sekolah dasar disana. Dalam pelajaran bersepeda, murid akan diajari di antaranya cara memberi tanda jika akan membelok ke kiri atau ke kanan, memilih titik aman untuk berhenti di perempatan jalan, arti lampu merah-hijau pada lampu stopan sepeda, serta perlengkapan yang mesti dimiliki, seperti rem, bel, lampu depan dan belakang. Pelajaran teori singkat itu ditutup dengan ujian teori dan keterampilan bersepeda. Halaman sekolah dijadikan arena ujian, dipasangi rambu-rambu lalu-lintas sederhana, lalu setiap murid diminta mengendarai sepedanya melewati rute yang telah ditentukan. Tujuan pelajaran bersepeda itu untuk mempersiapkan murid-murid bersepeda di jalan raya dengan aman. 

Umumnya, setelah murid lulus ujian bersepeda, orangtuanya berani melepas sang anak pergi dan pulang sendiri ke atau dari sekolahnya. Seluruh proses pendidikan bersepeda dan ujiannya, didukung sepenuhnya oleh korps polisi lalu-lintas di kota atau desa masing-masing. Karena anak-anak Belanda sudah diperkenalkan dengan sepeda di usia dini, maka sepeda menjadi seperti “bahasa ibu” seluruh anak-anak Belanda, yang akan dibawanya sampai tua. Bayangkan, betapa inovatifnya pemerintah Belanda dalam menggalakkan budaya bersepeda ini.

 Gambar diambil dari http://www.masboi.com

Tampaknya mereka percaya betul akan pepatah “sebuah sepeda jauh lebih baik daripada satu truk obat-obatan”. Mereka sadar, dengan mengendarai sepeda, kesehatan akan senantiasa terjaga dan tidak memerlukan obat-obatan. Selain baik untuk kesehatan, rupanya penduduk negeri liliput yang pintar itu juga sadar betul bahwa sepeda ontel juga baik untuk kenyamanan kota, kenyamanan global dan pemeliharaan lingkungan. Sepeda tidak menghasilkan gas karbon monoksida maupun karbon dioksida, tidak mencemari udara maupun lingkungan serta tidak menyebabkan kemacetan arus lalu lintas. Karena sepeda dioperasikan oleh otot tubuh manusia, maka tidak memerlukan konsumsi bahan bakar berupa bensin ataupun solar. 

Yang lebih mengagumkan adalah dukungan dari pemerintah yang senantiasa menyediakan jalur sepeda ontel di tiap ruas jalan di kota-kota besar hingga ke desa-desa kecil, didukung dengan transportasi umum seperti kereta api dan bus super nyaman sehingga penduduk tak merasa perlu menggunakan mobil jika ingin menempuh perjalanan jarak jauh. Tinggal bersepeda santai sampai stasiun, lalu naik kereta api yang sudah tentu canggih dan nyaman. Pemerintah negeri liliput yang bijak selalu memberikan ruang gerak seluas-luasnya dan pengutamaan untuk pengguna sepeda ontel yang ramah lingkungan ini. Dan yang membuat kisah ini menjadi sangat istimewa, belum ada satu Negara di belahan bumi mana pun yang mampu menandingi kecintaan penduduk negeri liliput terhadap budaya sepeda ontel! Negara super power sekelas Amerika sekali pun belum bisa menduplikat gaya hidup penduduk negeri liliput yang mengagumkan itu. Maka tak heran, kini negeri liliput itu lekat dengan julukan “negeri sepeda”.

Maka bisa kalian bayangkan, betapa indah dan damainya kehidupan di negeri liliput sana. Ketika sepeda ontel dijadikan filosofi hidup dalam berkendara, maka bisa dipastikan betapa negeri liliput senantiasa terbebas dari ancaman polusi dan pencemaran lingkungan. Belum lagi terciptanya paradigma yang mengakar kuat bahwa sepeda ontel bukanlah alat transportasi kelas rendah, sehingga siapapun baik itu menteri ataupun pekerja kasar akan dengan nyaman menggunakan sepeda ontel dalam kesehariannya. Dan bisa kalian perkirakan, seberapa besar kontribusi yang diberikan penduduk negeri liliput dalam misi pencegahan pemanasan global? Mungkin adalah yang terbesar yang pernah ada.

Begitulah, sekelumit kisah tentang sepeda ontel di negeri liliput bernama Belanda. Sebuah benda yang sederhana dan terkadang dianggap remeh memang, namun siapa yang menyangka kalau sepeda ontel justru menjadi inovasi Belanda paling mutakhir dan tak tertandingi. Maka andaikata kita bisa meneladani kerendah hatian penduduk negeri liliput akan kesadaran pentingnya penggunaan sepeda ontel, baik dari penduduk maupun pemerintah, maka bisa dibayangkan akan seperti apa Indonesia kelak. Negeri luas nan elok yang damai, sejuk, dan jauh dari momok ‘macet’ yang senantiasa menghantui kota-kota besar di negeri kita, dan tentu saja, menurunnya kesenjangan sosial yang telah dan akan selalu menimbulkan berbagai problem sosial yang pelik.

1001 Pintu  Rahasia Menuju Negeri Liliput
 
Nah, setelah mendengar ceritaku tentang betapa bersahajanya kehidupan negeri liliput dengan sepeda ontelnya, tidakkah kau tertarik untuk mengunjunginya? Atau beberapa diantara kalian bahkan mungkin telah berencana untuk studi dan tinggal disana? Menikmati pendidikan yang berkualitas dengan kebersahajaan dan kedamaian yang ditawarkan. Baiklah, sekedar bocoran… konon negeri liliput yang unik itu memiliki 1001 pintu rahasia! Mungkin begitulah perumpamaannya, mengingat begitu banyaknya program beasiswa yang ditawarkan agar kita bisa belajar kesana. Kalau kau ingin tahu beberapa dari 1001 pintu rahasia itu, simaklah sedikit bocoran berikut ini:
  • StuNed Scholarship Programme

Ini dia salah satu pintu rahasia itu. Beasiswa penuh yang khusus diberikan untuk mahasiswa Postgraduate Indonesia. Ada dua jenis program yang ditawarkan yaitu Master degree dan short course. Jurusan yang ditawarkan pun banyak pilihannya, mulai dari Agrikultur, Arsitektur dan perencanaan kota, Seni dan Budaya, Hukum, Komunikasi, Matematika dan Ilmu Komputer, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, hingga Transportasi.
Beasiswa ini meliputi uang kuliah, biaya hidup, asuransi premium ( perjalanan dan kesehatan) dan biaya penunjang kuliah seperti buku-buku. Wah, asyik kan? Kalau ingin mengetahui informasi lebih lanjut, klik saja www.stuned.or.id.
  • The Indonesian Young Leaders Scholarship Programme

Kalau yang satu ini adalah pintu rahasia khusus untuk mahasiswa Indonesia yang ingin belajar Islamic Studies di negeri liliput. Program ini sudah berjalan sejak 2006 dan rencananya hingga 2011. Ada dua program yang ditawarkan yaitu International Conference dan Educational Training (MA dan PhD). Tujuan program ini adalah untuk memperbaiki kualitas kepemimpinan mahasiswa Indonesia melalui peningkatan mutu sumber daya manusia dari institusi pendidikan Islam. Nah, untuk bocoran lengkapnya, kunjungi saja www.indonesianyoungleader.org
  • Erasmus Mundus

Ini merupakan pintu rahasia yang diberikan oleh komisi Uni Eropa (EU). Bertujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan tinggi Eropa dan mendorong kerja sama dengan Negara=Negara di luar EU. Mahasiswa dari EU dan non-EU sama-sama berkesempatan untuk mendaftar. Kalian bisa berkunjung ke www. ec. Europa.eu/education/programmes/mundus untuk keterangan lebih lengkap.
  • Netherlands Education Support Office (Neso)

Sesungguhnya, Neso merupakan pintu rahasia khusus yang ada di Negara kita Indonesia. Neso merupakan organisasi non-profit yang didanai oleh pemerintah negeri liliput. Disini kita akan mendapati banyak sekali pintu-pintu rahasia yang terbuka lebar-lebar. Kita bisa mendapatkan informasi beasiswa ke negeri liliput sebanyak-banyaknya melalui Neso. Kalian bisa konsultasi secara cuma-cuma dan mendapatkan informasi paling hangat mengenai program yang ditawarkan. Bayangkan saja, Neso menawarkan beasiswa S2 kepada 150-200 orang professional Indonesia per tahunnya. Kalian bisa klik website Neso di www.nesoindonesia.or.id atau langsung mengunjungi kantor perwakilannya di Jakarta: Menara Jamsostek 20th Jl. Gatot Subroto no.38 Jakarta 12710 (021 5290 2172) atau Surabaya: The International Village Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031 298 1328).
Sekedar informasi, baik melalui website ataupun dari kantornya langsung, kita akan mendapatkan informasi lengkap dari mulai prosedur pendaftaran, sistem pembelajaran disana, sampai info bagaimana mengurus visa dan ijin tinggal. Neso adalah pintu rahasia yang membuka puluhan jalan menuju negeri liliput. Sebut saja HSP Huygens Programme, Netherland Fellowship Programme (NFP), Amsterdam Merit Scholarship, Berlage Institute Scholarship, CHN-SGS Scholarship, Eric Bleumink Fund Ph.D. researchers, Eric Bleumink Fund Students, Japan/World Bank Graduate Scholarship ProgramLUF Scholarship. NOW Rubicon Scholarship, Rembrandt Scholarship for New Student, dan masih ada sederet program beasiswa lainnya.
  • Kompetiblog 2010

Sadarkah kalian, bahwa kompetiblog 2010 yang diadakan oleh Neso Indonesia inipun merupakan salah satu jalan rahasia yang paling cepat dan efisien yang bisa mengantarkan kalian ke negeri liliput. Kalian hanya perlu mengupas informasi tentang inovasi Belanda dan menggubahnya ke dalam tulisan yang menarik dan informatif. Jika tulisan kalian memenuhi standar penilaian para juri, maka terbang ke negeri liliput bukanlah impian belaka.
  • Pintu rahasia yang sangat dirahasiakan

Jika sejak awal kalian mencermati dan benar-benar menikmati tulisanku ini, maka kalian telah menemukan pintu paling rahasia yang bisa mengantarkan kalian menuju negeri liliput. Pintu dimana kupaparkan dengan jelas hal-hal yang akan semakin memperkuat tekadmu untuk berangkat sekaligus bocoran mengenai pintu rahasia lainnya.

Bagaimana kawan? Kini kau tahu bagaimana cara membuka pintu-pintu rahasia itu bukan?Asal kau tahu, pintu-pintu itu akan senantiasa terbuka untuk kita semua. Selama ada niat, tekad kuat, kepercayaan diri  dan usaha yang berkesinambungan maka mimpi indah untuk mencicipi pendidikan sekaligus menikmati kebersahajaan kehidupan negeri liliput akan segera mewujud menjadi nyata.

Salam Semangat,
Robita Asna

Diolah dari berbagai sumber:
  • Tinggal dan Studi 2009/2010 “Most people come for the tulips”. Nuffic neso Netherlands education support office. Juli 2008.

  • Budaya bersepeda di Negara maju.. http://www.ForumB2W .com. February 05, 2008, 08:29:18 PM

  • Romantika Bersepeda di Negeri Belanda.Najib Azca, Muhammad. http://www.rnw.nl/english/node/100

  • Keunggulan Menjadi Bangsa Multilingual: Studi Kasus Belanda. Aditya Parikesit, Arly. http://www.Netsains. 16-09-2008

  • http://forum.b2w-jogja.web.id/index.php?PHPSESSID=3832d8b27d377edd7a2f76b2014b5f88&topic=135.msg576#msg576

  • Bersepeda, Belajar dari Belanda. Gunaryadi.Harian Padang Ekspres, Minggu, 23-Oktober-2005, 04:25:08 58.

  • Ritual Bersepeda di Belanda. http://www.masboi.com/2008/10/ritual-bersepeda-di-belanda/

Wednesday, April 21, 2010

cinta angkot

miskin

aku memang tak punya rumah
taman ini adalah tempat ku tinggal
hari-hariku kuhabiskan di taman ini
MCK-ku juga di taman ini
miskinkah aku?

lukisan

kerbau bule yg dikeramatkan

kupu-kupu

cinta kesenian tradisional

pembuat pecel solo

cinta karya dalam negeri

cinta alat angkut tradsional

kandang burung

Dr. Who?

cinta hijau

gambar ikan buatan ani

Lawang Sewu daridepan

lawang sewu dari belakang

samping Lawang Sewu