Monday, November 30, 2009

TEMPAT PENANGKARAN IKAN KERAPU

Pariwisata Lingga

Foto di atas adalah tempat penangkaran ikan kerapu , yang nilai jualnya sangat tinggi jika di ekspor di Negara Singapura.


Ikan kerapu ini juga di tangkap oleh nelayan yang juga merupakan mata pencaharian nelayang yang ada di pulau-pulan yang masih masuk wilayah Kabupaten Lingga dan di jual ke Toke-toke cina, lalu di takarkan mereka menggunakan keramba seperti foto tersebut.

Saturday, November 28, 2009

FOTO BEKAS PERUSAHAN TIMAH SINGKEP

Dabosingkep

Ini foto bekas perusahan timah singkep yang dulu berdiri dengan gagahnya . Kemegahan masa lalu yang menyisahan banyak cerita.


Sekarang hanya tinggal bangunan-bangunan tua yang tak terurus dan terabaikan.

Tuesday, November 24, 2009

Suasana sore pulau Singkep

Pariwisata lingga

Foto diatas melukiskan suasana di DABO SINGKEP menjelang malam. Foto ini diambil dari pelabuhan dabo singkep .


Suasana sore yang temaran melukisan kedamaian dan keindahan kota dabo singkep ini.


VISIT TO DABO SINGKEP

Journey to FIB Unair (Part 1):Dari Pelosok Magelang, Kesasar Di Tengah Hiruk Pikuk Surabaya

Seringkali saat ada teman kuliah, tetangga kontrakan, tukang becak, atau penjual di pasar menanyai kota asal saya, mereka akan tercengang begitu mengetahui saya berasal dari Magelang. Sebuah kota kecil di Jawa Tengah sana. Maklum saja, tak banyak orang Magelang jauh-jauh kuliah sampai Surabaya. Sebagian mereka lebih memilih di Jogja atau paling jauh hanya sampai Solo saja. Dan di Surabaya pun, sebagian mahasiswa berasal dari daerah Jawa Timur saja, hanya sepuluh persen yang berasal dari luar Jawa Timur, itupun sangat langka ada yang berasal dari Magelang. Cerita lengkapnya begini,

Contoh kejadian 1: ( Terjadi di kampus)
Saya : Wah… homesick nih. Pengen pulang kampung. Udah lama nggak pulang ke rumah.
Teman : Kenapa nggak pulang pas weekend?
Saya : Weekend kan cuma dua hari doang! Capek di jalan lah.
Teman : La emang rumahmu mana sih?
Saya : Magelang.
Teman : Magelang? mana tuh? Deketnya Trenggalek ya? (Gubrakkk!)
Saya : (Dalam hati: Deket Trenggalek dari hongkong?), Magelang masa nggak tahu sih? Yang ada Candi Borobudurnya itu loh. Sekitar tiga jam-an dari Jogja. Kalo dari sini sih, sekitar 13 jam perjalanan.
Teman : Wah, jauh banget!
Saya : (tersenyum mode on…)
Teman : Btw, kenapa kamu sampe kuliah jauh-jauh kesini? Kenapa nggak di Jogja aja yang deket?
Saya : …

Contoh kejadian 2: (Terjadi di tepi jalan raya saat saya menunggu travel)
Tukang becak : Nunggu apa mbak?
Saya : Nunggu travel pak.
Tukang Becak : mau kemana mbak?
Saya : Ke Jogja
Tukang Becak ( antusias): Wah, ke Jogja? Ngapain mbak?
Saya : Pulang kampung pak, asal saya dari sana. Tepatnya dari Magelang.
Tukang Becak : Jadi mbak bukan asli Surabaya sini? Disini kuliah?
Saya : iya pak.
Tukang Becak : Kuliah di Unair?
Saya : Iya pak.
Tukang Becak : Wah, berapa sekarang masuk Unair? Mahal pasti…
Saya : (mesam mesem nggak jelas. Dalam hati: ya iyyalah pak…)
Tukang Becak : Wah, pasti orang tua mbak bukan orang sembarangan. Nyekolahin anaknya jauh-jauh ke Surabaya, kalau orang biasa mana bisa?
Saya : senyum2 nggak jelas ( Dalam hati: Nih bapak belon tahu cerita yang sebenarnya)

Dua contoh kejadian di atas cukup menggambarkan keheranan orang-orang ketika mengetahui saya yang berasal dari jauh memilih kuliah di Surabaya. Memangnya sebagus apa sih Unair? Sampai membuat saya rela tak bisa pulang kampung kecuali saat libur karena jauhnya jarak antara Surabaya-Magelang. Padahal toh masih ada UGM yang notabene lebih bergengsi yang bahkan lebih dekat dengan kota asal saya. Hmmm… sebenarnya ada cerita yang cukup panjang yang melatar belakangi keputusan saya untuk kuliah di Unair. Dan saya pikir, setelah dua tahun berada di Surabaya, lucu sekali bila saya tak menuliskan cerita itu disini. 

Well, cerita berawal saat saya duduk di bangku kelas tiga Aliyah. Saya bersekolah di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim tercinta yang terletak di Jogja. Saat itu, saya dan teman-teman mulai sering memperbincangkan kemana kami hendak meneruskan studi selulus aliyah nanti. Dan nama-nama universitas yang kami sebut-sebut paling hanya berkisar UGM, UNY, atau Uin Suka. Tak pernah sekalipun terlintas di benak saya nama Universitas Airlangga. Paling banter Univ Muhammadiyah Malang, karena kebetulan ada kakak kelas saya yang studi disana.

Hari-hari di tahun terakhir aliyah saya jalani dengan penuh semangat meski tanpa ada gambaran dan target pasti universitas mana yang akan saya tuju ( Nggak niat banget ya saya?). Try- out2 dari sekolah saya lalui dengan nilai yang sebagian besar Alhamdulillah bagus. Hingga sampai lah pada saat dimana ada pengumuman beasiswa S1 dari Departemen Agama. Beasiswa ini memang sudah diadakan sejak tahun sebelumnya khusus untuk lulusan pesantren yang mempunyai prestasi bagus agar bisa melanjutkan kuliah di universitas2 negeri berkualitas seperti UGM, ITB, IPB, ITS, Uin Suka, Uin Syarif, IAIN Walisongo, IAIN Sunan Ampel, dan tentunya… UNAIR. Dua kakak kelas saya berhasil meraihnya (Di Uin Syarif Jakarta dan di UGM). Namun jujur saya tak pernah terpikir untuk mengikuti beasiswa ini. Selain pesimis dari awal karena banyak teman seangkatan saya yang lebih berpeluang, gosipnya sih tesnya sulit minta ampun… ada tes baca kitab kuning segala. Wah, langsung alergi saya! Hehe… Maklum, meski hidup lama di pesantren, saya lemah di ilmu alat (baca: nahwu shorof).

Saat itu saya beranggapan beasiswa itu adalah hal yang terlalu mustahil bagi saya. Sehingga saya lebih memilih ikut UM UGM meski juga dengan sejuta harapan kosong (motivasi iseng-iseng berhadiah bo!). Namun setelah saya berpikir cukup serius, kok rasanya target saya kuliah di UGM juga terlalu tinggi ya? Saat itu saya memasang Psikologi di pilihan pertama dan Ilmu Komunikasi di pilihan kedua, dengan SP3 paling minim yakni Rp 5.000.000,-. Banyak yang bilang persaingannya amatlah ketat, apalagi untuk saya yang lemah di matematika, belum lagi memikirkan uang semesteran nanti jika diterima, masih harus ditambah uang per-sks ( Ck ck ck… mahal betol UGM ni haaa…) ^_^

Saya pun menimbang ulang angan-angan saya kuliah di UGM. Sepertinya kemungkinannya kecil meski saya diterima. Hmmm saya pun jadi terpikir dengan beasiswa Depag tadi. Dan ketika tiba saat pendaftaran beasiswa Depag di sekolah saya, saya jadi agak2 kepengen. Kepsek memutuskan akan menyeleksi nama-nama yang mendaftar untuk diajukan ke Depag Jogja sebelum mengikuti tes tertulis. Wah, masih harus diseleksi ternyata! Nyali saya makin ciut, keinginan untuk mendaftar semakin menipis. Bagaimana tidak, ada begitu banyak teman saya yang jauuuh lebih punya kapasitas mendapatkan beasiswa ini. Saya yang lemah di matematika dan nahwu shorof ini, langsung mengkeret begitu mengingat cerita kakak kelas saya bahwa tes beasiswa ini meliputi tes matematika dasar dan membaca kitab kuning. Gubrak! Wassalam deh…

Namun ternyata, sampai pada batas akhir pendaftaran di tahap sekolah, baru ada satu siswa yang mendaftar. Dia teman sekelas saya yang memang jago di semua mata pelajaran. Namanya Nendi, cowok berjerawat yang gape baca kitab kuning, utak atik rumus mtk, dan b.ingg-pun oke punya. Nyaris tanpa cela. Saya tidak heran ia cukup percaya diri memasang Hukum UGM pada beasiswa itu. Saya ingat, pagi itu Pak Kepsek datang ke kelas khusus untuk mengungkapkan kekecewaannya mengingat hanya ada satu siswa yang berminat mendaftar beasiswa ini. Beliau menasehati kami untuk mempergunakan peluang yang ada sebaik mungkin. Beliau berkata bahwa hanya orang-orang pemberanilah yang akan sukses mendapatkan apa yang ia inginkan.

“ Padahal saya mengharapkan kalian mendaftar beasiswa ini. Dan saya yakin kalian bisa! Apakah kaliah tidak berminat? Bagaimana Aghis… Ade…” Pak Kepsek mulai menyebut nama-nama teman sekelas saya yang cukup mempunyai kapasitas dan mungkin yang ia harapkan mendaftar beasiswa ini sejak awal. “Asna…” Deg! Kok nama saya ikut-ikutan disebut? Apa Pak Kepsek ketinggalan berita ya kalo saya ni paling lemot urusan matematika dan baca kitab kuning?

Setelahnya, Ade dan Aghis mengajak saya berdiskusi, bagaimana kalau mencoba mendaftar beasiswa ini? Toh mencoba tidak akan ada salahnya, urusan berhasil atau tidak urusan nanti deh… Wah, benar juga ya? Apalagi nama saya juga disebut-sebut tadi. Hehe. Akhirnya kami bertiga datang ke kantor menemui Pak Kepsek untuk mendaftarkan diri dengan target pilihan UNAIR. Saat itu bukan Pak Kepsek yang menyambut kami, beliau sedang sibuk dan akhirnya Pak BI (bag kesiswaan) yang menerima kami dengan ramah dan menjelaskan bahwa program studi yang ditawarkan UNAIR hanya Psikologi dan Sastra Inggris, mengingat saat itu adalah tahun pertama UNAIR menjalin kerjasama dengan Depag. Namun karena kamai tidak ada bayangan pada universitas lain ( UGM: LEWAAAT DEEH…, Uin&Iain: alergi bhs. Arab2an, hehe, ITB&IPB: waduh, eksak bo!), maka dengan semangat 45 kami memilih UNAIR. Dalam hati saya, ini kan hanya coba-coba…! Aghis dan Ade memasang Psikologi sebagai pilihan studi mereka, dan mau tak mau saya memilih Sastra Inggris atas anjuran Pak BI. Yah, meski memang saya menyukai Bahasa Inggris dan nilai Bahasa Inggris saya pun cukup bagus, namun tidak pernah terpikir di benak saya sebelumnya akan melanjutkan kuliah di jurusan sastra inggris. Dari dulu saya mengidam-idamkan jurusan Ilmu Komunikasi ( pengen jadi pembaca berita yang keren booo!). Tapi ya sudahlah, sastra Inggris pun sepertinya nggak jelek-jelek amat (baca: konotasi negative).

Akhirnya kami pun resmi terdaftar. Saya segera memberi tau orang tua di rumah untk mendoakan saya agar berhasil dalam misi coba-coba ini. Dan Alhamdulillah, beberapa minggu kemudian ada pengumuman yang menyatakan kami semua lolos administrasi dan berhak mengikuti tes tertulis di tingkat Provinsi. Saat itu, ada 10 orang dari sekolah saya. Saya, Aghis, dan Ade dengan pilihan UNAIR, Nendi dengan pilihan UGM, Fata dan K’ Subi dengan pilihan ITS, Naim, As’adah dan Elva dengan pilihan IPB, dan Isti dengan pilihan Uin Syarif. Hari tes tertulis pun tiba. Kami berangkat dengan semangat membara ke asrama Haji tempat diadakannya tes. Saat tiba disana, sudah ramai oleh peserta ujian dari pesantren lain. Hati saya ketar-ketir mengingat belajar saya semalam yang tak bisa maksimal karena suasana kamar yang memang selalu ramai. Duh… jawab apa aku nanti? Tuhan… bagaimana kalau semua ini hanya akan jadi usaha yang sia-sia. Hey, tak ada usaha yang sia-sia! Setiap usaha pasti membuahkan hasil… hati kecil saya menguatkan.

Tes awal adalah psikotes yang cukup membuat kepala saya pening. Disuguhi soal-soal logika yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan berpikir. Namun Alhamdulillah berhasil saya selesikan. Tes tahap ke dua adalah tes dari universitas masing-masing. Eh, tahu-tahu sang pengawas memberitahukan bahwa khusus untuk UNAIR belum ada tes tahap universitas. Tes tahap universitas akan diadakan setelah penyaringan di tiap provinsi. Gubrak! Berarti mesti tes dua kali dong?!. Enak sekali peserta yang tidak memilih UNAIR, mereka akan langsung dinyatakan lolos/tidak lolos hanya dari tes di provinsi ini. Namun apa mau dikata, saya sudah terlanjur mendaftar dan hanya bisa mematuhi aturan. Akhirnya saya, Aghis, dan Ade pun keluar dan baru masuk ruangan lagi saat tes tahap ke tiga. Tes tahap ketiga ini meliputi tes B. Inggris dan tes kepesantrenan (menerjemahkan teks kitab kuning). Toloooooong… ditambah ada insiden mati lampu segala. Seratus soal bahasa inggris mesti selesai dalam waktu satu jam, dan dengan kemampuan ala kadarnya saya menterjemahkan teks bahasa arab yang diberikan. Kalau tidak salah teks tentang wakalah atau apa gitu saya tidak terlalu faham. Hehe…

Menjelang petang keseluruhan tes tersebut baru usai dan kami pun kembali ke pesantren tercinta. Esoknya, kami menjalani rutinitas seperti biasa. Sekolah dan ngaji seperti biasa, namun sejujurnya… dalam hati saya selalu dikejar-kejar kekhawatiran tentang hasil tes beasiswa itu. Haduh… kira-kira orang macam saya masuk kualifikasi standar nggak ya? Tak henti-hentinya tiap malam saya curhat sama yang di atas. Memohon belas kasih-Nya untuk memberikan saya kesempatan.

Hingga suatu hari, Pak Kepsek memanggil kami ber-sembilan… wah… makin deg-deg-an, pasti hasilnya sudah keluar. Aduh maaaak… saya tak siap! Pak Kepsek tersenyum penuh arti menatap kami yang duduk dengan wajah tegang dan tangan sedingin es. Pertama kali ia menyebut nama Isti, beliau meminta maaf karena Isti tidak termasuk yang tercantum dalam daftar siswa yang lolos seleksi. Beliau berkata hanya ada empat nama yang lolos (Huaaaa… diriku masuk nggak ya?Hiks hiks, pesimis…) Gaya Pak Kepsek sudah benar-benar mirip pembawa acara Indonesian Idol yang mengeliminasi kontestan. Kemudian nama Nendi yang disebut, dalam hati saya yakin kalau Nendi pasti lolos, tapi ternyata Pak Kepsek mengatakan kalau Nendi belum berkesempatan mendapat beasiswa ini. Terus terang saya kaget, kalau Nendi yang jenius saja tidak lolos, bagaimana dengan saya? Optimisme saya makin menipis. Satu persatu nama disebut, dan diketahui bahwa Naim, Elva, dan Fata yang sudah pasti diterima dalam seleksi ini. Hanya tinggal satu nama lagi. Pak Kepsek kembali tersenyum misterius saat akan menyebut nama saya dan Aghis, kami berdua yang belum disebut, berarti satu diantara kami yang masuk dalam daftar penerima. Saya dan Aghis saling bertatapan, tangan kami saling menggenggam dalam kebekuan dan kekhawatiran yang memuncak. Air mata saya hampir tumpah, tak siap membayangkan jika saya harus kecewa. Dan kami berdua berjanji untuk saling menguatkan jika salah satu diantara kami gagal.

Dan Pak Kepsek pun menyebut nama Aghis… bahwa ia… sayangnya tidak masuk dalam daftar. Dan yang itu berarti, sayalah yang masuk dalam daftar peserta yang lolos! Tak terkira luapan perasaan gembira yang saya rasakan saat itu. Benar-benar tidak menyangka… takjub bahwa apa yang saya inginkan bisa benar-benar menjadi kenyataan, Namun di sisi lain saya juga merasa begitu tidak nyaman dengan kenyataan bahwa Aghis tidak lolos, dengan kekalahan teman-teman yang lain juga tentunya. Setelah puas bertangis-tangisan dengan teman-teman yang belum lolos (baca:menghibur dan memotivasi mereka), saya dipanggil Pak Kepsek ke kantor. Beliau memberitahukan saya, bahwa saya belum tentu 100% diterima di UNAIR, karena saya masih harus menjalani satu tahap tes di UNAIR sebelum dinyatakan lolos. Gubrak!!! Ternyata perjuangan belum usai… cerita masih panjang untuk mencapai satu kata:Happy ending.

To be continued…
^_^









Monday, November 23, 2009

MENGUMPULKAN CERITA DONGENG ZAMAN DULU

Daerah melayu seperti di dabosingkep Lingga ini sudah pasti banyak dongeng -dongen yang jadi cerita orang tua-tua dulu. Karena kemajuan zaman membuat dongeng2 yang ada seolah-olah pupus. Oleh karena itulah saya sebagai admin blog dengan judul PARIWISATA LINGGA ini mencoba mengumpulkan cerita-cerita dongeng di Kabupaten Lingga ini, agar generasi-generasi penerus mengetahuinya.


Saya contohkan salah satu dongeng tentang seorang bername paknde yang tingkah lakunya konyol dan menggelikan selalu jadi dongeng penghantar tidur kami-kami era tahun 80-an. Dongen ini sering di ceritakan nenek-nenek kepada cucu-cunya untuk penghantar tidur maupun mengisi waktu senggang.


Paknde ini tokoh yang benar-benar bodoh dan konyol sehingga segala tingkah lakunya dalam cerita membuat kita terpingkal-pingkal. Sayang saya sudah banyak lupa tentang cerita paknde ini. Untuk itulah saya akan coba menelusuri sejarah dongeng ini maupun dongeng2 yang lain, rencananya akan saya catat dan publikasikan di blog pariwisata ini.

Thursday, November 19, 2009

Finally … I get my first job!


This week is my week! How come? Because this week is my first time that I can practice my knowledge, yeah… I am an English private teacher now! ^_^ Well… maybe become a private teacher is sounds like something usual and not special for other, but for me… it’s really wonderful! Because I’ve been obsessed to be an English private teacher since I was in the third semester. And because I don’t have motorcycle, I got difficulty to become a private teacher. And finally, in this fifth semester, specifically last week … one of my lovely friend ( Savira) offered me an opportunity to give English private for junior high school student. And I spontaneously accepted this offer.
And yesterday is my first time doing this job! Well, unlike the other private standard… I teach three students concurrently. They are Dian, Indah, and Tri. We come together in Dian’s house every Wednesday night and Thursday night at 18.30.pm. At first, I felt nervous and worried because I was afraid if they were too smart or if I couldn’t explain about what they will asked. But in fact, everything is going well and I feel really enjoy doing this job. Because unfortunately, although they are in the highest level of Junior High School (9 grade), but they are still weak in English especially in grammar and pronounciation. I thought they have already understood well about the basic tenses in English, but what I found was very different from my first guess. Even they are still confused to differentiate which one is simple present, simple past tense, or simple continuous tense.
It is advantageous for me, because I only have to explain simple material. But then I thinking it through and suddenly feel so ironic. From what Dian has told me, I found that the English learning in their school is not an effective learning. Their teacher never gives a brief explanation about the material. The students only have to write the material in their book, and do some exercise in LKS or text book. And when their answer was wrong, their teacher never explains about the reason why their answer was considered as wrong answer. It’s kind of monotonous learning system that I also experienced when I was in junior high school. And I believe that there are many schools in Indonesia who are still use this system. One of crucial reason is the teacher who doesn’t have a good capability and understanding to teach student in creative ways.
I just wonder… how if every teacher understand well how to teach and make student love English subject? I think it will give the big progress in our education system. But unhappily, the fact is so different from what we are expected. I just hope that I can to be a good and creative teacher who can give the best for my students. Not only give understanding but also motivation that can attract their interest to study English deeply. ^_^


Tuesday, November 17, 2009

Pompong transportasi antar pulau

Pariwisata lingga

Inilah kapal transportasi yang sering digunakan masyarakat pesisir pantai untuk memenuhi kebutuhan serta transportasi antar pulau.


Nama kapal kecil ini "pompong" istilah masyarakat pulau-pulau yang ada di kabupaten Lingga ini.

Exploring Surabaya Zoo with Kassande '07




Well, it’s already about two weeks that I didn’t write anything at all for this blog. I must confess that maybe I am the laziest blogger in this whole world, hehe. Well, actually I am not too lazy to write or post something, just felt little bit busy at these last two weeks. First, it was the middle examination that I have to face, and considering that I am in the fifth semester right now, I think I have to be more serious to prepare this mid-term. But unfortunately, in fact I am still the person who always used the SKS’s system to study. Sistem Kebut Semalam… bro! ^_^ I can’t change this really horrible habit since I was in High School…


After the mid-term finished, I and my kassande’s friends went to Surabaya Zoo at last Saturday. Well, it was my first time to go there although I have been living in this city more than two years. But unhappily, not all of the kassande’s personil join this picnic. Most of them were busy with their own businesses. Only about 12 persons, including me, who have enthusiasm to join this trip.


We arrived at 10.00.am and I spontaneously amazed when I saw the Suroboyo statue because for all my life in this city I’ve never seen this well-known statue with my own eyes ( it is ironic, isn’t?), then I force my friends (Mar’ah) to take a picture in front of it. After check the present list, we were started to explore the zoo. At first I thought that it will be bored picnic because of the hot weather, but in fact, when I entered the zoo I felt that … wow, it’s really amazing! I’ve never imagine before that Surabaya has this cool zoo! Because from most of my friends who ever visit this zoo, they argued that Surabaya zoo is not so nice place to be visited in the weekend. It just hot place with a view animals and has the bad smell spread in the whole area. But when I finally visited this zoo, I disagree with them. I thought Surabaya zoo is belongs to the very nice place to be visited. It is true that I felt bad smell but not in all of the area, and the cool air is the biggest reason why I love this zoo. You know, live in this hot Surabaya makes you feel amazed when you find some place with the cool air.



But unhappily, we couldn’t explore this amazing place because from the first time the aim to visit this place is to hold kind of kasande meeting. Yeah, it has been a long time that we don’t have any meeting among kassande 07’s members. So firstly, we have to do some share agenda before exploring this zoo. Well, the meeting itself was took a place in the tower. I don’t know why it is called as tower. Maybe because of its highness, although it’s shape is not similar with the kind of tower.


The meeting was opened by my friend Tj. He commanded us to do some physical exercise called “Senam Lalo-lalo”. I was wondered what the purpose of this exercise actually, it was foolish I thought. But then when the others said that TJ have been prepared that exercise for about one week, I couldn’t refused his command. Then we begun to follow Tj’s movements doing this silly Lalo-lalo exercise. And suddenly, I felt… its fun! Yeah… sometime we will feel some pleasant feeling when doing kinds of fool things. ^_^


After that, the sharing time was started! And as usual, some of us were cried because of the touchy problems that we discussed. I do care all of my friend problems, Febri’s problem in this case, but I couldn’t cry at that time. And when our leader (Mas Agus) asked us one by one to speak up and share our problem, I really don’t have any idea why I couldn’t start to talk. I couldn’t tell them about my problems that actually very complicated. Yeah, I don’t know why. I think, it is because there are too many problems in my head so that I couldn’t share with them. But sharing with them is already gave me some consolation actually.




Finally, the lunch time is the only one that we were really waited for. And after lunch, we had take some picture. The part that I really love it! Narsis-narsisan ^_^….




And because we don’t have so much time to exploring this zoo, we decided to go home because some of us were still have mid-term exam. Well, maybe I will explore this nice zoo in the other time.



Sunday, November 15, 2009

Bazar Rakyat

Pariwisata Lingga

Inilah foto bazar yang diadakan untuk masyarakat DABOSINGKEP di pantai indah sergang laut salah satu Tempat wisata di singkep dan kabupaten Lingga.


Bazar rakyat yang diadakan 1 tahun sekali ini bisa dijadikan icon pariwisata di kabupaten lingga ini, yang mampu menyemarakan dunia pariwisata.


Mari datang ke singkep dan Lingga nikmati semua keindahan dan fanorama alam disini

Friday, November 13, 2009

judul'e judul-judulan

hidup berawal dari mimpi-mimpi-mimpi yang terekam 2 dimensi.............
sang pencipta yang tau,aq yang gag seMpurNa kadang teMukAn jaLan bunTu.....
laLu aP hak mU menhaKimi,
biarlahhhhh............
biarlahhhhhhhhhhh...........
qu ReLa melepAsmu,meNingGal kaN mu,seNdiRi daLam sepi yaNg taK berTepi.........

kau yang masiH membisu di uJung penaNtian masH tertnduk memelUk seDu seDan taNpa kePastiaN!!!!!!!!!

Hujan di bulan November

November rain, Dabo singkep di landa musim hujan. Suasana dingin menusuk tulang. Suara kodok-kodok seperti genderang . Memecah heningnya malam-malam yang senantiasa sunyi dan senyap. Begini suasana tempat kelahiran saya ketika musim penghujan .


Jujur saya suka dengan suasana seperti ini, di mana kedamaian, ketenangan menghiasi indahnya malam. Dinginnya seakan-akan membawa tubuh selalu untuk keperaduan memulai mimpi-mimpi yang indah .


Selamat malam dunia maya, moga hadirmu selalu bermanfaat buat semua manusia.

Monday, November 9, 2009

Dukungan buat Pariwisata Lingga

Dukungan buat pariwisata Lingga ini datang langsung dari pemerintah kabupaten Lingga yang dipimpin Bupati Daria dan di laksanakan langsung oleh kadis pariwisata Ishak. Beragama pasilitas pendukung dibangun buat kemajuan dunia pariwisata di kabupaten Lingga ini.


Menurut berita di koran baru-baru ini , pemerintah lingga mulai membangun resost di salah satu pulau di kecamatan senayang tepatnya di pulau Benan. Pulau ini cukup indah ,dengan nuansa pantai pasir putih yang indah di padu dengan gugusan batu -batu yang tersusun dengan gagahnya. Sebuah lukisan alam yang indah dan dah sepantasnya jadi salah satu objek wisata yang wajib di kunjungi di kabupaten lingga ini.

Semoga harapan pemerintah dan seluruh masyarakat Lingga tercapai untuk memajukan dunia pariwisata di kabupaten lingga ini.

Saturday, November 7, 2009

Kapal penumpang dari Jagoh ke Lingga

Pariwisata Lingga

Inilah salah satu kapal penumpang yang melayani rute jagoh-daik. Ini merupakan salah satu penghubung jarak antara kecamatan singkep dan Lingga.

Friday, November 6, 2009

Obat luka ala tradisional

Obat luka tradional ini saya ingat sewaktu dulu kira-kira umur 11 tahun. saya terluka oleh pisau dan berdarah . Waktu itu ada teman yang bilang obati dengan getah pisang muda katanya.

Saya coba ambil getah pisang muda dan saya lekatkan di bagian yang terluka. Lalu saya balut dengan kain yang telah saya sterilkan dengan merendam diair panas. Alhamdullih luka saya mulai tidak berdarah lagi dan lambat laun mulai sembuh.


Begitu ceritanya, itu zaman dulu, kalau sekarang dokter dimana-mana obat-obat luka banyak di jual saya rasa ramuan ini hanya bisa jadi sejarah saja.

Thursday, November 5, 2009

Welcome to DABO SINGKEP

Dabo singkep

Pariwisata Lingga

Welcome to dabo singkep kata-kata ini dah sepantasnya di ucapkan. Karena dengan di bukanya jalur perhubungan udara menambah mudahnya para pengunjung jika ingin mengunjungi kota singkep ini.

Bukan hanya itu, para pengusaha daerah ini sangat membantu mempermudah perjalanan anda dengan membangun otlet penjualan tiket pesawat terbang yang terletak di Jl. Perusahaan , dabo singkep. kabupaten Lingga yang bisa dengan mudahnya anda melakukan pemesanan tiket kemana saja dengan menghubungi mereka melalui :
email : vicodbs@yahoo.com

Hp. 0813 7200 2111
Image and video hosting by TinyPic


Welcome to dabosingkep nikmati keindahan pariwisata , atau berinvestasi disini.

Wednesday, November 4, 2009

Obat panas

Ramuan tradisional ini buat anda seandainya suatu saat salah satu anggota keluarga anda terserang panas dan belum sempat anda bawa kedokter.


Obat panas dengan cara tradisional ini berupa :
Minumkan air parutan kunyit (kira-kira panjang kunyitnya 1 jari ) yang sudah di campur dengan satu sendok madu dan satu butir telor ayam.


Semoga ramuan tradisional obat panas ini berguna buat pembaca.

Monday, November 2, 2009

Visit Lingga 2010

Kapan ya slogan visit Lingga kan berkumandang di negeri Bunda Tanah Melayu ini?? . Batam dan Tanjung pinang slogan ini sudah di dengung-dengungkan dan telah di wujudkan dengan berbagai perbuatan untuk mensukseskannya. Sementara di Lingga belum ada. Dan hal ini sebagai putra singkep yang pasti putra asli di kabupaten ini, sangat berharap ada gerakan yang mampu mengangkat nama Lingga khususnya di dunia pariwisata di mata dunia.


Dan sebagai putra jati diri melayu singkep .blog ini sengaja saya buat untuk membantu mengangkat nama Lingga dalam bidang pariwisata di mata dunia lewat foto dan tulisan, karena saya sangat yakin icon-icon pariwisata di Lingga ini tidak kalah bagusnya dengan daerah lainnya yang ada di indonesia ini. Dari pantai yang banyak, tempat-tempat sejarah, peninggalan-peninggalan dan masih banyak lagi hal yang harus di publikasikan kepada dunia lewat internet. Dan Semoga suatu saat Lingga bisa jadi daerah yang bisa jadi daerah yang paling ramai di kunjungi wisatawan baik lokal dan internasional.

"VISIT LINGGA 2010 "